Jika merujuk pada data Internasional Diabetes Federation tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat ke-6 jumlah penderita diabetes (dewasa) tertinggi di dunia. Bagi pasien diabetes tipe basah, tindakan rawat luka yang harus dilakukan setiap minimal seminggu dua kali tentu sangat memberatkan.
Apalagi rawat luka ini memang tidak ditanggung oleh BPJS dan biayanya juga termasuk mahal. Biasanya sekali tindakan rawat luka itu bisa Rp150-300ribu, tentu angka ini sangat memberatkan bagi para pasien diabetes. Apalagi jika harus dua kali seminggu dilakukan hingga lukanya mengering dan sembuh kembali.
Fenomena ini menggugah Ahmad Hasyim Wibisono, seorang dosen di Universitas Brawijaya. Setelah menyelesaikan studi Magister Keperawatan Manajemen dan Pendidikan Diabetes di Flinders University Australia, akhirnya tahun 2015 Ahmad Hasyim Wibisono membuka rumah rawat luka Pedis Care si Malang, Jawa Timur.
Pedis Care, Merawat Luka Tanpa Duka untuk Warga Tidak Mampu
Pria kelahiran Malang, 1 Juli 1986 ini memang tujuannya untuk membantu dan meringankan beban para pasien diabetes yang kerap membutuhkan rawat luka dan stoma. Layanan di Pedis Care sekarang sudah bermacam-macam, mulai dari layanan perawatan luka dengan teknik terkini, konsultasi luka, perawatan homecare di rumah, konsultasi perawat pribadi dan Pedis Care foundation.
Menurut pria yang sekarang juga menjadi dosen di Universitas Brawijaya ini, wirausaha tidak selalu hanya untuk mendapatkan materi. Tapi bisnis yang ingin dibentuk adalah usaha yang memiliki dampak nilai nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Karena itu di Pedis Care melakukan kegiatan peduli sesama.
Pedis Care foundation ini memiliki sistem subsidi silang dari pasien mampu kepada pasien kurang mampu. Dimana dia tidak mematok harga tindakan rawat luka sama sekali dan juga memberikan potongan 50 persen kepada pasien kurang mampu untuk sekali perawatan luka. Selain subsidi silang, sumber pendanaan juga dari kerja sama dengan beberapa badan amal dan instansi kesehatan.
Saat ini Pedis Care memiliki lebih dari 55 orang dengan latar belakang ilmu keperawatan dan memiliki beberapa cabang di Malang, Jawa Timur. Untuk tempat layanan utama beralamat di Jl. Banten No.6 Malang. Dengan adanya Pedis Care, Ahmad Hasyim ingin makin banyak warga yang bisa dibantu dan diberikan kemudahan untuk kembali sembuh.
Bahkan tidak jarang Pedis Care langsung mendatangi pasien yang memerlukan bantuan dan terkendala biaya untuk rawat luka. Hal ini dia lakukan agar luka pasien tidak tambah parah, sehingga bisa memperlambat penyembuhan.
Bukan hanya itu saja, Ahmad Hasyim dan tim Pedis Care juga turut memberikan semangat agar pasien cepat sembuh. Karena dia percaya, bila hati sehat maka pikiran lebih tenang sehingga penyembuhan lebih cepat.
Tahun 2023, Pedis Care merupakan pusat perawatan luka No. 1 di Kota Malang yang buka setiap hari. Dengan tim Pedis Care yang solid, mereka dengan tulus memberikan layanan prima untuk para pasien rawat luka.
Dengan Teknologi Terkini, Memudahkan Perawatan Luka
Ternyata di Pedis Care juga ikut dalam pemanfaatan teknologi tepat guna dengan inovasi digitalisasi operasional. Mulai dari multi platform online terintegrasi, digitalisasi dokumen asuhan keperawatan dan digitalisasi pengkajian analisis luka.
Yang menarik pada inovasinya adalah Pedis Care menggunakan android untuk mengkaji luka pada pasien. Dengan aplikasi yang digunakan, Pedis Care dapat mengukur dimensi luka secara akurat. Bahkan rasio kesembuhan luka mencapai 88% selama perawatan 12 minggu.
Dengan membentuk tim Wound Care yang profesional didukung platform Nursing Center, Pedis Care sudah disertifikasi secara nasional oleh Kementerian Kesehatan dan internasional sesuai standar dari WCET (World Council Of Enterosthomal Therapist).
Ahmad Hasyim Wibisono dan Pedis Care Untuk Satu Indonesia Awards Tahun 2019
Berkat kegigihan dan niat baiknya pada pasien rawat luka selama ini, pria yang memiliki nama lengkap Ns. Ahmad Hasyim Wibisono S.Kep., M.Kep., MNg, Sp.Kep.MB ini mendapatkan penghargaan. Salah satunya adalah menjadi pemenang apresiasi Satu Indonesia Awards 2019 pada kategori kesehatan.
Saat ini, Ahmad Hasyim juga aktif sebagai dosen Fakultas Keperawatan Universitas Brawijaya, trainer nasional program perawatan luka Kemenkes, trainer bersertifikasi BNSP RI dan menjadi diabetes educator bagi masyarakat. Tidak heran kalau, bapak dua anak ini rutin mengadakan seminar dan workshop amal keperawatan serta pelatihan nasional perawatan luka secara modern termasuk kelas online gratis agar perawatan luka tepat..
Ahmad Hasyim hanya punya tiga hal utama dalam membuat Pedis Care, yaitu bermimpi, berdoa dan berusaha. Karena berkat itulah, klinik pengobatan murah bagi penderita diabetes ini bisa terwujud. Pedis Care terbukti berhasil membantu para penderita diabetes yang kesulitan biaya berobat.
Pedis Care juga akan menjadi home care kesehatan yang akan digabungkan dengan program health tourism milik Kemenparekraf Indonesia.
Bukti dan hasil nyata dari Pedis Care dalam dalam merubah hidup dan masa depan pasien dengan luka kronis tentunya memberi harapan warga untuk kembali sembuh seperti sedia kala.
Semangatnya membuat banyak orang terinspirasi untuk menjadi tenaga kesehatan yang bermanfaat bagi banyak orang. Maju terus Ahmad Hasyim Wibisono! Mari terus jaga #SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia karena #KitaSATUIndonesia.
Posting Komentar
Posting Komentar