Suami saya sangat pintar memasak. Dari awal nikah, biasanya dia yang masak semua masakan buat keluarga. Kalau ke kantor, dia selalu menyiapkan bahan yang sudah dipotong tinggal saya olah saja. Ya intinya suami saya memang senang masak dari dulu.
Setelah pensiun, suami saya masih memasak buat menyambung hidup. Mulai dari jualan serundeng sampai akhirnya dia jualan nasi kuning, nasi rames atau nasi pecel setiap hari. Awalnya memang dia ragu, kira-kira jualannya laku tidak ya. Soalnya modal kami kan memang pas-pasan.
Memulai Jualan Nasi Pinggir Jalan
Ya sudah dengan bismillah, akhirnya suami tetap jualan meski tidak banyak produksi tiap harinya. Paling 20-30 porsi dalam sehari, kalau ditotal sehari kami bisa dapat Rp300.000,- omsetnya. Dengan catatan semua nasi laku habis, jadi keuntungan paling tidak bisa Rp50.000,- sehari. Itu hitungan kasar saya sih ya, tenaga suami tidak dihitung sama sekali.
Setiap hari, suami bangun jam 3 pagi untuk mulai memasak dan menyiapkan makanan. Karena memang masakan suami ini kan jualan makanan matang, jadi harus satu-satu masaknya. Jam 6 pagi, dia sudah siap jualan di pinggir jalan. Biasanya habis tidak habis jualan makanan sampai jam 9 pagi saja, karena setelahnya dia harus live stream di ecommerce.
Jujur awalnya suami bingung mau jualan di mana. Jadi suami ikut CFD (Car Free Day) dulu setiap minggu. Namun sepi tidak banyak yang terjual, karena stand yang didapat ada di pojok paling belakang. Tidak disangka teman saya yang kerja di dinas pemerintahan menawarkan untuk memasukkan makanan di kantin kantornya. Alhamdulillah.
Akhirnya kami pun mencoba memasukkan sehari sekitar 10-15 nasi kuning setiap harinya ke kantor teman saya. Dan ini lumayan ludes, soalnya yang sudah masuk kantor jarang sarapan kan?. Pasti banyak yang heran kok nitip nasi cuma sedikit buatnya tiap hari? Sekali lagi, suami saya yang memasak dan hanya beliau saja. Kebetulan saya belum bisa bantu untuk memasak, paling bantu menata di saja di masing-masing tempat wadah nasinya. Sisanya tetap suami yang eksekusi.
Tapi karena sering posting di sosial media kalau suami jualan, kadang kami dapat titipan nasi Jumat berkah. Kebetulan setiap jumat memang libur jualan, karena kantor dinas biasanya pulang jam 11 siang. Jadi memang diliburkan kantin, tidak ada yang jualan. Kalau tidak ada pesanan nasi di hari Jumat, biasanya ya memang waktu untuk istirahat buat suami.
Akhirnya cari cara lagi agar tetap bisa berjualan sedikit agak banyak setiap harinya, sesuai kemampuan masak suami sendiri. Bagaimana pun itu tergantung suami, kalau dia lelah kan kasihan juga. Dan menemukan tempat untuk jualan kaki lima yang mungkin bisa menjadi jalan rejeki kami ke depannya.
Bukan Hanya Kaki Lima Biasa
Jadi kami kerja sama dengan ojek online lokal daerah kami tinggal dan untuk pembayarannya kami juga menyediakan QRIS atau kepanjangannya Quick Response Code Indonesian Standard. Metode pembayaran menggunakan QR Code ini memang tren dan sangat memudahkan di Indonesia. QRIS sendiri dikembangkan oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Jadi sekarang semua metode pembayaran digital QRIS jadi satu, kalau dulu kan format QR berbeda-beda. Lebih nyaman sih menurutku dan tentunya transaksi lebih mudah serta lebih cepat di mana pun.
Saya dan suami memilih memakai QRIS dari Bank BRI. Selain mudah cara buatnya, di desa dan kabupaten tempat kami tinggal BRI memang lebih banyak unitnya. Jadi mempermudah transaksi kami tentunya. Nanti kalau ada transaksi tinggal cek BRImo saja cukup, tanpa harus pergi ke bank.
Atuhlah, seru kan dagangan kaki lima tapi bisa digitalisasi?. UMKM kecil juga bisa naik kelas. Ya paling tidak, sudah cukup bersyukur bisa jualan setiap hari dari pagi hingga tengah malam seperti biasanya secara offline dan online. Yah, hidup kan harus banyak yang diperjuangkan. Sayang kalau keinginan tanpa bisa melangkah, tinggal berdoa yang banyak semoga bisa dilancarkan usaha kami barokah. Aamiin.
Digitalisasi Perbankan BRI dengan QRIS
Saat memilih merchant QRIS sebenarnya saya bingung mau pakai bank apa. Tapi karena kami sudah akrab dengan Bank BRI, ya sudah pakai yang biasanya saja. Lebih nyaman. Apalagi Bank BRI di usia 129 tahun sekarang sudah menjadi BRI BRILian dan Cemerlang dengan perbaikan layanan keuangan dalam banyak hal. Jadi memang sudah tidak ragu lagi untuk pakai BRI.
Oh iya, mengajukan merchant QRIS cukup mudah loh!. Kita cukup buka tabungan pakai BRImo dengan nominal saldo awal Rp50.000,-. Lalu tinggal isi formulir pengajuan merchant QRIS saja. Jangan lupa bawa bukti SKU atau Surat Keterangan Usaha dari kelurahan tempat tinggal kita. Langsung jadi, tinggal print QRIS Merchant BRI usaha kita. Gampang banget!.
Terus bagaimana caranya bayar pakai QRIS. Yang pasti sebenarnya semua aplikasi keuangan yang punya fasilitas QRIS itu bisa ya. Kalau bayar pakai BRImo juga sangat mudah. Cukup buka aplikasi BRImo dan pilih tulisan QRIS di bagian tengah bawah. Lalu scan barcode merchant dan selesaikan pembayaran. Jangan lupa saldo yang cukup agar bisa melakukan transaksi. Cukup simpel bukan?.
Buat yang biasa cashless lebih gampang memang, tapi buat yang baru belajar pakai QRIS memang harus mencoba dulu. Tidak jarang suami membantu pembeli yang ingin mencoba bayar pakai QRIS. Ya, untung suami sabar bisa menjelaskan step by stepnya. Tapi kalo di desa, rasanya bangga gitu bisa belanja pakai QRIS. Serius!. Senyumnya langsung sumringah pas berhasil.
UMKM naik kelas, bukan hanya impian. Seperti jualan kaki lima pinggir jalan suami yang bisa banget dimudahkan bayar pakai QRIS. Pembeli senang, penjual tentu lebih happy. Siapa bilang kita tidak bisa? Transaksi & Digitalisasi BRI akan mewujudkan semua bersama.
Jadi sekarang kalau suami jualan bisa langsung bilang,"Mau bayar pakai QRIS BRI saja?".
Ah iya, sebentar lagi suami habis pulang jualan akan pulang ke rumah. Harus siap-siap menyambutnya nih. Semangat ya, Suami. Terima kasih untuk selalu tidak menyerah dalam banyak hal. Sehat selalu agar mudah melakukan apa saja untuk keluarga kami. Semangat buat para pencari nafkah halal di manapun berada!. Semoga lancar dan berkah ya usaha kita bersama BRI. Aamiin.